Nama
: Dwi Afriyanto
Kelas
: PAI A
NIM
: 16410072
BERKACA PADA PENDIDIKAN DI FINLANDIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA 2017
BERKACA PADA PENDIDIKAN DI FINLANDIA
A.
Masalah
Aktual Pendidikan Di Indonesia
Masalah
pendidikan di Indonesia pada dasarnya terletak pada komponen-komponen yang
terlibat dalam aspek pendidikan. Baik pengajar, peserta didik, sarana, kualitas
dll. Hal itu adalah sangat mendasar bila di bandingkan negara lain yang sudah
tidak ngurusin hal-hal menadasar seperti di Indonesia. Mereka bahkan sudah
mampu tampil dan menciptakan Mahakarya internasional.
Berbicara
sistem di Indonesia sebenarnya sudah sangat baik dengan bergonta-gantinya
kurikulum sepanjang periode kepemimpinan. Namun karena kinerja dari
masing-masing komponen yang tidak sesuai dengan harapan menjadikan bangsa ini,
hingga saat ini masih mempermasalahkan hal-hal mendasar tersebut.
B.
Fakta
Empiris[1]
1.
Rendahnya Kualitas
Sarana Fisik
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan
perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media
belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak
standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya.
2.
Rendahnya Kualitas
Guru
Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan.
Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan
tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan
pengabdian masyarakat. Kendati secara kuantitas jumlah guru di Indonesia cukup
memadai, namun secara kualitas mutu guru di negara ini, pada umumnya masih
rendah. Secara umum, para guru di Indonesia kurang bisa memerankan fungsinya
dengan optimal, karena pemerintah masih kurang memperhatikan mereka, khususnya
dalam upaya meningkatkan profesionalismenya.
3.
Rendahnya
Kesejahteraan Guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam
membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Dengan pendapatan
yang rendah, terang saja banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan.
Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi
tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel, dan
sebagainya.
4.
Rendahnya Prestasi
Siswa
Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana
fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun
menjadi tidak memuaskan.
5.
Kurangnya
Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Kesempatan memperoleh pendidikan masih
terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Sementara itu
layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan
pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber
daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan
strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah
ketidakmerataan tersebut.
5.
Rendahnya
Relevansi Pendidikan dengan Kebutuhan
Adanya ketidakserasian antara
hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum
yang materinya kurang funsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika
peserta didik memasuki dunia kerja.
6.
Biaya Pendidikan
Pendidikan bermutu
itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang
harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya
biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi
(PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak
bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah.
C.
Sejarah
Singkat Pendidikan Finlandia
Finlandia atau Republik Finlandia adalah
sebuah negara Nordik yang terletak di Fennoscandian wilayah utara Eropa. Di
sebelah barat berbatasan dengan Swedia, di sebelah timur berbatasan dengan
Rusia, dan di sebelah utara berbatasan dengan Norwegia, sementara Estonianya
terletak di bagian selatan Teluk Finlandia. Ibu kota Finlandia adalah Helsinki.
Finlandia terkenal dengan pendidikan terbaik di dunia. Ini terbukti dari
peringkat PISA (Program for International Student Assesment) pada tahun 2003
siswa Finlandia menduduki peringkat pertama dan meraih skor tertinggi di dunia
secara konsisten. Tes yang diadakan oleh PISA menguji siswa yang berusia 15
tahunan di sekiatr 40 negara industri seluruh dunia, pengukuran tes dalam PISA
yaitu keaksaraan dalam membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan. Finlandia
juga menduduki peringkat ketiga dari 65 negara peserta lainnya. Kualitas
pendidikan di negara dengan ibukota Helsinki tersebut,memang luar biasa.
Finlandia muncul sebagai satu-satunya negara non-Asia yang mampu menempati
posisi tiga besar setelah China dan Korea Selatan. Kurikulum pendidikan
Finlandia tidak sepadat
kurikulum yang diberlakukan di
negara-negara lainnya, khususnya negara Asia. Anak-anak di Finlandia
menghabiskan waktu lebih sedikit di sekolah dibandingkan anak-anak di negara
lain. Jam istirahat sekolah juga lebih panjang, yakni 75 menit, dibandingkan dengan
negara seperti Amerika yang membatasi waktu 30 menit istirahat. Mereka juga
diberikan tugas yang lebih sedikit. Selain itu, anak-anak Finlandia memulai
pendidikan akademik di usia 7 tahun, berbeda dengan kebanyakan negara yang
memulai pendidikan akademik anak-anak di usia yang lebih muda. Prinsip
kurikulum pendidikan Finlandia adalah" Less is More". Sekolah
berfungsi sebagai tempat belajar dan eksplorasi potensi dimana sekolah menjadi
lingkungan yang relaks dan tidak terlalu mengikat siswanya dengan jam belajar
dan kapasitas tugas yang tidak terlalu membebani siswa. Di samping itu, tidak
ada sistem peringkat untuk prestasi akademik dan ujian standarisasi dari
tingkat sekolah dasar sampai dengan menengah pertama. Para siswa juga baru
diuji dengan ujian standarisasi pada sekolah menengah tingkat akhir. Ujian ini
pun bersifat optional, hanya bagi mereka yang mau melanjutkan ke jenjang
perguruan tinggi. Bagi yang tidak mengikuti ujian, tetap bisa melanjutkan ke
institusi pendidikan yang berorientasi ke praktek dunia kerja.[2]
Sistem pendidikan Finlandia sangat
menitikberatkan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Finlandia optimis bahwa hasil terbaik hanya dapat dicapai bila kita lebih
memperhatikan siswa yang kurang daripada terlalu menekankan target kepada siswa
yang unggul. Dengan begitu, tidak ada anak-anak yang merasa tertinggal.
Finlandia terbukti mampu mencetak anak-anak berprestasi di bidang akademik
tanpa harus mengikuti standarisasi akademik konvensional yang kaku. Pemerintah
Finlandia juga menetapkan standar tinggi untuk profesi guru. Dimana semua
tenaga pengajar di Finlandia setidaknya diwajibkan mempunyai latar belakang
pendidikan Master. Proses seleksi tenaga pengajar pun sangat ketat, hanya 10%
dari lulusan perguruan tinggi yang bisa diterima menjadi guru. Mereka yang
lolos seleksi ini pun masih harus melalui proses training yang kompleks
terlebih dahulu sebelum dinyatakan siap berkecimpung dalam profesi guru.
Finlandia percaya bahwa guru adalah modal utama untuk menghasilkan siswa yang
unggul.[3]
D.
Nilai
Inspirasi
Garis besar sistem
pendidikan di Finlandia yang menjadi terbaik di dunia
1. Mengapa anak-anak di Finlandia, tak diizinkan sekolah
sebelum berusia 7 tahun, jam pelajaran SD hanya 3-4 jam sehari, waktu istirahat
mencapai 75 menit, jarang ada PR, tidak ada PR hingga tak ada UN sama sekali
untuk 9 tahun pertama sekolah?
Pendidikan dasar di Finlandia berbeda dengan negara lain. Di Finlandia sangat menghargai anak-anak untuk bermain bebas dan melakukan hal-hal lain dari pada hanya duduk di kelas. Ini pada awal-awal tingkat sekolah.
Secara umum kalau sudah sekolah, waktunya tak terlalu lama juga harus memperhatikan kualitas pengajaran, bukan panjangnya jam belajar. Ada keseimbangan yang bagus adanya PR dan kegiatan anak muda dan pendidikan menengah atas, untuk menghasilkan tekanan dan stres yang lebih sedikit dan lebih kuat motivasi dan pengembangan belajarnya.
Pendidikan dasar di Finlandia berbeda dengan negara lain. Di Finlandia sangat menghargai anak-anak untuk bermain bebas dan melakukan hal-hal lain dari pada hanya duduk di kelas. Ini pada awal-awal tingkat sekolah.
Secara umum kalau sudah sekolah, waktunya tak terlalu lama juga harus memperhatikan kualitas pengajaran, bukan panjangnya jam belajar. Ada keseimbangan yang bagus adanya PR dan kegiatan anak muda dan pendidikan menengah atas, untuk menghasilkan tekanan dan stres yang lebih sedikit dan lebih kuat motivasi dan pengembangan belajarnya.
2. Pendidikan dasar dan pembentukan karakter usia dini
lebih penting
Finlandia mencoba pengembangan kepribadian siswa, bukan skill, bukan belajar konten kurikulum yang spesifik melainkan dikembangkan kepribadian sepenuhnya, belajar mengetahui dunia, belajar mengenal perbedaan mata pelajaran, juga kehidupan sosial, kesempatan untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, itu sangat penting untuk anak-anak muda.
Finlandia mencoba pengembangan kepribadian siswa, bukan skill, bukan belajar konten kurikulum yang spesifik melainkan dikembangkan kepribadian sepenuhnya, belajar mengetahui dunia, belajar mengenal perbedaan mata pelajaran, juga kehidupan sosial, kesempatan untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, itu sangat penting untuk anak-anak muda.
3. pelajaran matematika, fisika, kimia ini tak diperkenalkan pada pendidikan
dasar namun pendidikan lebih tinggi
Matematika adalah subyek penting untuk tingkat pendidikan dini, kemudian, pelajaran sains untuk yang pertama sekali adalah lebih banyak praktik, kemudian kami mengkombinasikannya dengan suasana ilmiah. Di primary level (pendidikan dasar) ada pelajaran sains yang umum, dan pada lower secondary level (pendidikan menengah) menjurus ke spesifik kimia dan biologi.
Matematika adalah subyek penting untuk tingkat pendidikan dini, kemudian, pelajaran sains untuk yang pertama sekali adalah lebih banyak praktik, kemudian kami mengkombinasikannya dengan suasana ilmiah. Di primary level (pendidikan dasar) ada pelajaran sains yang umum, dan pada lower secondary level (pendidikan menengah) menjurus ke spesifik kimia dan biologi.
4. Di Finlandia sistem kelasnya kelas inklusif, di mana siswa yang pintar
dan kurang pintar dijadikan satu. Salah satu yang penting di
pendidikan 9 tahun, nilai utamanya adalah kesetaraan dan membawa semua siswa ke
dalam level yang sama. Tentu ada beberapa siswa pintar yang bisa melangkah
lebih jauh, tapi kami mempertahankan kebijakan ini untuk menjamin, bahwa siswa
dari semua latar belakang keluarga dan kesulitan belajar juga punya kesempatan
yang sama untuk belajar.
5. Finlandia memperlakukan guru dengan sangat bagus, jam kerja pendek plus
waktu pengembangan diri, gaji tinggi, syarat minimal lulusan master
Guru sangat
bernilai dalam budaya dan masyarakat di Finlandia. Semua mengerti bahwa guru
adalah profesi paling penting karena harus mendidik generasi muda, sangat
penting di masyarakat, profesi yang sangat populer di kalangan anak muda. Lebih
banyak pelamar yang mendaftar dalam program ilmu keguruan dan pendidikan
daripada yang diterima. Hanya 10-15 persen lamaran yang diterima, kualitas
tesnya rata-rata pendidikan menengah. Tingkat kepopulerannya dan kesulitan
tesnya sama dengan fakultas kedokteran. Itu menjelaskan betapa populernya
jurusan keguruan dan profesi guru itu di antara para anak muda.
6. Benarkah di Finlandia, tidak ada Ujian Nasional (UN) pada tingkat
pendidikan dasar?
Di pendidikan dasar tidak ada, UN ada di sekolah menengah, akhir dari pendidikan secondary education (sekolah menengah), ujian matrikulasi.
Yang ada adalah sample base test examination, badan yang menggelar test ini harus mengatur, mereka menguji sampel, beberapa siswa. Tes ini berkaitan dengan aspek pengajaran, motivasi siswa, kondisi kelas dan sebagainya.
Di pendidikan dasar tidak ada, UN ada di sekolah menengah, akhir dari pendidikan secondary education (sekolah menengah), ujian matrikulasi.
Yang ada adalah sample base test examination, badan yang menggelar test ini harus mengatur, mereka menguji sampel, beberapa siswa. Tes ini berkaitan dengan aspek pengajaran, motivasi siswa, kondisi kelas dan sebagainya.
7. Cara mengukur outputnya?
Ada tes kuantitatif yang digunakan guru, tapi mereka juga menyiapkan bersama, banyak konfirmatif tes, proses pembelajaran pada siswa, bagaimana mereka bisa mengubah pembelajaran. Yang sangat penting adalah evaluasi, guru punya tanggung jawab tinggi dalam proses belajar ini.
Ada tes kuantitatif yang digunakan guru, tapi mereka juga menyiapkan bersama, banyak konfirmatif tes, proses pembelajaran pada siswa, bagaimana mereka bisa mengubah pembelajaran. Yang sangat penting adalah evaluasi, guru punya tanggung jawab tinggi dalam proses belajar ini.
8. Pendidikan di Finlandia gratis, dari TK-Universitas, bagaimana bisa?
Di Finlandia pendidikan gratis dari dasar sampai doktoral, ini untuk warga negara Finlandia dan warga negara Uni Eropa. Ada aturan ini di Uni Eropa, juga gratis dari luar Uni Eropa. Tapi mulai musim gugur depan ini, akan ada biaya untuk mahasiswa internasional non Uni Eropa.
Di Finlandia pendidikan gratis dari dasar sampai doktoral, ini untuk warga negara Finlandia dan warga negara Uni Eropa. Ada aturan ini di Uni Eropa, juga gratis dari luar Uni Eropa. Tapi mulai musim gugur depan ini, akan ada biaya untuk mahasiswa internasional non Uni Eropa.
E.
Apakah Sistem Pendidikan Indonesia Harus Mencontoh
Pendidikan Di Finlandia?
Indonesia
sebenarnya tidak perlu mencontoh pendidikan di Finlandia ataupun negara-negara
lain yang maju dalam pendidikan. Tetapi yang harus di lakukan adalah mengetahui
bag aimana suatu negara yang tadinya tidak di perhitungkan dalam dunia
pendidikan malahan melahirkan Mahakarya-mahakarya terbaik di dunia. Baik itu
mengenai sistem pendidikannya, sejarahnya, dan yang terpenting adalah suatu
proses yang digunakan dalam suatu sistem tersebut.
Indonesia
telah membuat perkembangan bernilai dengan sisetm pendidikan di negara ini,
semua orang diusahakan punya akses ke pendidikan, telah menjamin sertifikasi
guru, semua dokumen dan pakar pendidikan teman saya berdiskusi mendorong pada
fokus kualitas pembelajaran, pengajaran, guru dan sistem. Sistemnya sudah ada
dan sekarang upayanya mengembangkan kualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar