Modul Fikih
Untuk Kelas IX
Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Kegiatan Belajar 1 : Jual Beli
I.
Kompetensi Dasar
Dengan mempelajari modul ini, Anda bisa
menjelaskan dan melaksanakan jual beli.
II.
Indikator
1.3
Menghayati
ketentuan jual beli
2.3 Membiasakan sikap jujur sebagai implementasi
dari pemahaman ketentuan jual beli
3.3 Memahami ketentuan
jual beli
4.3
Mempraktikkan
pelaksanaan jual beli
III.
Materi Pokok
Dalam
bab ini, Anda akan mempelajari dan mengetahui tentang :
1.
Pengertian
jual beli
2.
Hukum
dan dalil jual beli
3.
Rukun
dan syarat jual beli
4.
Macam-macam
jual beli
5.
Jual
beli yang sah hukumnya, tetai dilarang agama
IV.
Uraian Materi
1. Pengertian Jual Beli (Bai’)
Arti jual beli secara bahasa adalah menukar
sesuatau dengan sesuatu. Jual beli menurut syara’ adalah akad tukar menukar
harta dengan harta yang lain melalui tata cara yang telah ditentukan oleh hukum
Islam. Yang dimaksud kata “harta” adalah terdiri dari dua macam, Pertama; harta
yang berupa barang, misalnya buku, rumah, mobil, dll. Kedua harta yang berupa
manfaat (jasa), misalnya pulsa
telephone, pulsa listrik dll.
2. Hukum Jual Beli
Dasar
hukum jual beli adalah sebagai beri
a.
Dasar
al-Qur’an Hukum jual beli pada dasarnya adalah halal atau boleh, berdasarkan
:Q.S. al-Baqarah ayat 275
Orang-orang
yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila . Keadaan mereka
yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya
jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya…(Q.S. al-Baqarah : 275)
b.
Al
Hadits :
“Dari Rifa’ah ibn Rafi’ RA. Nabi Muhammad Saw.
. Ditanya tentang mata pencaharian yang paling baik, beliau menjawab,
‘Seseorang bekerja dengan tangannya dan setiap jual-beli yang mabrur’.”(HR.
Bazzar, hakim menyahihkannya dari Rifa’ah ibn Rafi’)
Maksud
mabrur dalam hadits di atas adalah jual-beli yang terhindar dari usaha
tipu-menipu dan merugikan orang lain.
Berdasarkan
dalil-dalil tersebut di atas maka hukum dari jual beli adalah halal atau boleh
3. Syarat dan Rukun Jual Beli
a.
Syarat jual beli
Syarat
adalah hal-hal yang harus ada atau dipenuhi sebelum transaksi jual beli
1).
Syarat Penjual dan Pembeli atau pihak yang bertransaksi (akid) adalah:
a)
Baligh
b)
Berakal
c)
Ruṣdu
(memiliki kemampuan untuk bisa melaksanakan urusan agama dan mengelola keuangan
dengan baik)
d)
Suka
sama suka,
yakni
atas kehendak sendiri, tanpa ada paksaan dari orang lain
Rasulullah Saw. bersabda:
2).
Syarat Barang yang diperjualbelikan atau Objek jual beli (Ma’qud alaih)
a.
Suci
b.
Bermanfaat
c.
Dalam
kekuasaaan penjual dan pembeli
d.
Dapat
diserah terimakan
e.
Barangnya,
kadar dan sifat harus diketahui oleh penjual dan pembeli
3).
Syarat ucapan serah terima (ijab dan kabul) Ijab kabul dapat dilakukan dengan
kata-kata penyerahan dan penerimaan atau dapat juga berbentuk tulisan seperti
faktur, kuitansi atau nota dan lain sebagainya. Ijab adalah ucapan penjual
kepada pembeli sedangkan kabul adalah ucapan penerimaan dari pembeli. Praktik
ijab kabul pada saat ini dapat juga dilakukan dengan bentuk tulisan, seperti
menggunakan kuitansi, faktur dan lain sebagainya.
4).
Syarat alat transaksi jual beli Alat transaksi jual beli haruslah alat yang
bernilai dan diakui secara umum penggunannya.
b.
Rukun jual beli
Rukun adalah hal-hal yang harus ada dan
terpenuhi dalam pelaksanaan transaksi jual beli Rukun jual beli ada 3
1). Aqid (pihak yang bertransaksi)
2).
Ma’qud alaih mencakup barang yang dijual dan harganya
3).
Sighat ijab kabul (ucapan serah terima dari penjual dan pembeli)
Sebagaimana
yang diterangkan dalam kitab Hasyiah al Baijuri, juz I hal. 338 :
Rukun
jual beli ada tiga : Akid (pihak yang bertransaksi), Ma’qud alaih (barang yang
dijual belikan) dan ucapan ijab kabul
4.
Macam-macam jual beli
1.
Bai’ ṣohihah
Yaitu
akad jual beli yang telah memenuhi syarat dan rukunya
2. Bai’ fasidah
yaitu
akad jual beli yang tidak memenuhi salah satu atau seluruh syarat dan rukunya.
a.
Macam-macam bai’ṣohihah
1)
Jual
beli barang yang terlihat secara jelas dan ada ditempat terjadinya transaksi
2)
Jual
beli barang pesanan yang, lazim dikenal dengan istilah dengan akad salam
3)
Jual beli mas atau perak, baik sejenis atau
tidak(bai’ sharf)
4)
Jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan ditambah keuntungan (bai’
Murabahah)
5)
Jual
beli barang secara kerja sama atau serikat (bai’ Isyrak)
6)
Jual
beli barang dengan cara penjual memberi diskon kepada pembeli (bai’ muhaṭah)
7)
Jual
beli barang dengan harga pokok, tanpa ada keuntungan (bai’ tauliyah)
8)
Jual
beli hewan dengan hewan (bai’ muqabaḍah)
9)
Jual
beli barang dengan syarat khiyar, yaitu perjanjian yang telah disepakati antara
penjual dan pembeli, untuk mengembalikan barang yang diperjual belikan, jika
tidak ada kecocokan didalam masa yang telah disepakati oleh keduanya.
10) Jual beli barang dengan syarat tidak ada cacat (bai’ bisyarti al
baro’ah min al ‘aib)
b.
Macam-macam bai’ fasidah (terlarang)
Jual
beli yang terlarang artinya jual beli yang tidak memenuhi rukun dan syarat jual
beli yaitu:
1)
Jual
beli sistem Ijon Maksud jual beli system ijon adalah jual beli hasil tanaman
yang masih belum nyata buahnya, belum ada isinya, belum ada buahnya, seperti
jual beli padi masih muda, jual beli mangga masih berujud bunga. Semua itu
kemungkinan bisa rusak masih besar, yang akan dapat merugikan kedua belah pihak.
Rasulullah Saw. Bersabda:
“Dari Ibnu Umar Nabi Muhammad Saw. telah melarang jual beli buah-buahan sehingga
nyata baiknya buah itu (pantas untuk diambil dan dipetik buahnya)”, (HR.
Bukhori dan Muslim)
2)
Jual
beli barang haram Jual beli barang yang diharamkan hukumnya tidak sah dan
dilarang serta karena haram hukumnya. Seperti jual beli minuman keras (khamr),
bangkai, darah, daging babi, patung berhala dan sebagainya.
3)
Jual
beli sperma hewan Jual beli sperma hewan tidak sah, karena sperma tidak dapat
diketahui kadarnya dan tidak dapat diterima wujudnya. Rasulullah Saw. Bersabda:
“Rasulullah Saw. telah melarang jual beli
kelebihan air (sperma)” (HR. Muslim)
4)
Jual
beli anak binatang yang masih dalam kandungan induknya Hal ini dilarang karena
belum jelas kemungkinannya ketika lahir hidup atau mati. Rasulullah Saw.
bersabda:
“Sesungguhnya
Rasulullah Saw. melarang jual beli anak binatang yang masih dalam kandungan
induknya”(HR. Bukhori dan Muslim)
5)
Jual
beli barang yang belum dimiliki Maksudnya adalah jual beli yang barangnya belum
diterima dan masih berada di tangan penjual pertama. Rasulullah Saw. bersabda:
“Nabi
Muhammad Saw. telah bersabda janganlah engkau menjual sesuatu yang baru saja
engkau beli, sehingga engkau menerima (memegang) barang itu “(HR. Ahmad dan
Baihaqi).
6).
Jual beli barang yang belum jelas Menjual buah-buahan yang belum nyata buahnya,
Sabda Nabi Muhammad Saw. dari Ibnu Umar Ra.
“Nabi
Muhammad Saw. telah melarang menjual buah-buah yang belum tampak manfaatnya”
(HR. Muttafaq Alaih).
5. Jual beli yang Sah Hukumnya, tetapi Dilarang Agama
Jual
beli ini hukumnya sah, tetapi dilarang oleh agama karena adanya suatu sebab
atau akibat dari perbuatan tersebut, yaitu:
a.
Jual
beli pada saat Khutbah dan shalat jum’at Larangan melakukan kegiatan jual beli
pada saat khutbah dan shalat jum’at ini tentu bagi lakilaki muslim, karena pada
waktu itu setiap muslim laki-laki wajib melaksanakan shalat jum’at. Allah Swt.
berfirman:
”Hai
orang-orang yang beriman, apabila diserukan untuk menunaikan shalat, maka
bersegeralah kamu untuk mengingat Allah, dan tinggalkanlah jual beli, yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (Q.S. al-Jum’ah: 9)
b.
Jual
beli dengan cara menghadang di jalan sebelum sampai pasar Jual beli seperti
ini, penjual tidak mengetahui harga pasar yang sebenarnya, dengan tujuan barang
akan dibeli dengan harga yang serendah-rendahnya, selanjutnya akan dijual di
pasar dengan harga setinggi-tingginya. Rasulullah Saw. bersabda: )
(رواه البخاري
ومسم َانَبْكُّا الرْ وُّ قَلَتَ تَل “janganlah kamu menghambat orang-orang yang akan ke pasar”
(HR. Bukhari dan Muslim)
c.
Jual
beli dengan niat menimbun barang
Jual beli ini tidak terpuji, oleh karena itu
dilarang, karena pada saat orang banyak membutuhkan justru ia menimbun dan akan
dijual dengan harga setinggi-tingginya pada saat barang-barang yang ia timbun
langka. Rasulullah Saw. bersabda:
“Rasulullah
Saw. telah bersabda tidaklah akan menimbun barang kecuali orang-orang yang
durhaka” (HR. Muslim)
d.
Jual
beli dengan cara mengurangi ukuran dan timbangan
Contoh
jual beli mengurangi ukuran dan timbangan adalah apabila ia bermaksud menipu,
ia menjual minyak tanah dengan mengatakan satu liter ternyata tidak ada satu
liter, menjual beras 1 kg, ternyata setelah ditimbang hanya 8 ons dan
sebagainya.
e.
Jual
beli dengan cara mengecoh
Jual beli ini termasuk menipu sehingga
dilarang, misalnya penjual mangga meletakkan mangga yang bagus-bagus di atas
onggokan, sedangkan yang jelek-jelek ditempatkan di bawah onggokan. Sabda Nabi
Muhammad Saw. :
“Nabi melarang memperjual belikan barang yang
mengandung tipuan”(HR. Muslim).
f.
Jual
beli barang yang masih dalam tawaran orang lain
Apabila masih terjadi tawar menawar antara
penjual dan pembeli hendaknya penjual tidak menjual kepada orang lain,
sebaliknya apabila seseorang akan membeli sesuatu barang maka hendaknya tidak
ikut membeli sesuatu barang yang sedang ditawar oleh orang lain, kecuali sudah
tidak ada kepastian dari orang tersebut atau sudah membatalkan jual belinya.
Sabda Nabi Muhammad Saw:
“Janganlah
seseorang menjual sesuatu yang telah dibeli orang lain” (Muttafaq Alaih).
V.
Rangkuman
Nah,
kini waktunya anda merangkum. Tulislah ringkasan yang memuat tentang hal-hal
penting seputar Jual Beli. Anda bisa menulisnya di lembaran berikut. Selamat
bekerja.
RangkumanmuJ
........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
VI.
Latihan
Setelah
selesai mengerjakan soal-soal di atas sekarang jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut dengan tepat.
1. Jelaskan pengertian jual beli menrut bahasa dan istilah !
2. Tuliskan hukum jual beli menurut al-Quran dan hadist !
3. Sebutkan rukun-rukun jual beli !
4. Sebutkan macam-macam jual beli !
5. Apa yang dimaksud dengan
jual beli sah hukunya tapi dilarang agama ?
VII.
Tes Mandiri
Untuk
mengethaui sejauhmana pemahaman anda terhadap materi Jual Beli, kerjakanlah
materi berikut.
1. Arti jual beli menurut bahasa adalah ?
a.
Mengambil
b.
Menukar
c.
Membeli
d.
Membuang
2. Yang tidak termasuk syarat jua beli adalah.....
a.
Baligh
b.
Berakal
c.
Suka
sama suka
d.
Rusdu
e.
Dewasa
3. Yang tidak termasuk rukun jual beli adalah ...
a.
Ijab
kabul
b.
Serah
terima
c.
Samar
d.
Aqid
e.
Maqud
4. Berikut jual beli yang sah hukumnya tapi dilarang agama,
kecuali...
a.
Jual
beli barang yang masih dalam tawaran orang lain
b.
Jual
beli dengan cara mengecoh
c.
Jual
beli pada saat Khutbah dan shalat jum’at
d.
Jual
beli saat mengantuk
e.
Jual
beli dengan cara menghadang di jalan sebelum sampai pasar Jual
5. Berikut adalah Macam-macam bai’ṣohihah, kecuali....
a.
Jual
beli barang yang terlihat secara jelas dan ada ditempat terjadinya transaksi
b.
Jual
beli barang pesanan yang, lazim dikenal dengan istilah dengan akad salam
c.
Jual beli mas atau perak, baik sejenis atau
tidak(bai’ sharf)
d.
Jual
beli baju yang sudah rusak atau tidak layak
e.
Jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan ditambah keuntungan (bai’
Murabahah)
VIII.
Kunci Jawaban
1.
b
2.
e
3.
c
4.
d
5.
d
IX.
Upaya Tindak Lanjut
Cocokanlah
hasil jawaban anda dengan kunci Jawaban Tes Sumatif yang ada dibagian akhir
modul ini. Kemudian hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar dan gunakanlah
rumus di bawah ini untuk menegtahu tingkat penguasaan anda terhadap uraian
materi dalam modul ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar