Tobat Wanita Pezina
Dikisahkan dalam hadis: Dari Imran bin Husain
bahwa seorang wanita dari Juhainah datang menghadap kepada Nabi Muhammad Saw., padahal
dia sedang hamil akibat melakukan zina. Wanita itu berkata, “Wahai Rasulullah,
aku telah melanggar hukum, oleh karena itu tegakkanlah hukuman itu (rajam) ke
atasku.”
Setelah itu, Nabi Muhammad Saw., memanggil
wali perempuan itu dan bersabda kepadanya, “Rawatlah wanita ini sebaik-baiknya,
apabila ia telah melahirkan dan menyusui anaknya selama 2 tahun, bawalah ia ke
hadapanku.” Selanjutnya, walinya melakukan pesan tersebut. Setelah itu, Nabi
Saw., memerintahkan untuk merajam wanita tersebut, maka pakaian wanita tersebut
dirapikan (agar auratnya tidak terbuka ketika dirajam), kemudian Beliau
memerintahkan agar ia di rajam.
Setelah dirajam, Beliau menyalatkan
jenazahnya, tetapi hal itu menjadikan Umar bin Khattab bertanya kepada beliau,
“Wahai Nabi Allah, perlukah ia dishalatkan ? bukankah ia telah berzina ?”
Beliau menjawab, “Sungguh, ia telah bertaubat kalau sekiranya taubatnya
dibagi-bagikan kepada tujuh puluh orang penduduk Madinah, pasti tobatnya akan
mencukupi mereka semua. Adakah tobat yang lebih utama (hebat) daripada
menyerahkan nyawa kepada Allah Ta’ala secara ikhlas ?”
Sumber: Shahih Muslim No. 3209 dan Sunan Abu Dawud No. 3.852