Senin, 09 Juli 2018

Bagaimana untuk Menang setiap Argumen
Oleh Walter Sinnott-Amstrong
Penerjemah: Dwi Afriyanto
7 Juli, 2018


IDEA
Sinnott-Amstrong adalah Chauncey Stillman Profesor Practical Ethics di Fakultas Filsafat dan Institusi Kenan untuk Etika di Universitas Duke, co-instruktur dari kursus online Coursea “Think Again” dan penulis untuk Think Again: How to Reason and Argue.

Dalam karyanya tahun  1936, How to Win Friends and Influence People, sekarang salah satu dari buku penjualan terbaik sepanjang masa, Dale Carnegie menulis: “Saya telah sampai pada kesimpulan  bahwa hanya ada satu cara di bawah surga untuk mendapatkan argumen terbaik dan itu untuk menghindarinya. Hindari hal itu sebagaimana anda mau menghindari ular berbisa dan gempa bumi. “Keengganan untuk argumen ini biasa terjadi, tetapi itu tergantung dalam pandangan yang salah tentang  argumen yang  menyebabkan masalah mendalam untuk kepribadian kita dan kehidupan sosial dan dalam  banyak hal kehilangan titik poin dalam berdebat  di tempat pertama.

Carnegie akan benar jika argumen bertarung, yang mana bagaimana kita sering memikirkannya. Seperti pertarungan fisik, pertarungan lisan dapat meninggalkan kedua belah pihak berlumuran darah. Bahkan ketika anda menang, anda akhirnya tidak lebih baik. Prospek anda akan menjadi sangat muram jika argumen bahkan hanya kompetisi—seperti, berkata, turnamen tenis. sepasang lawan memukul bola maju mundur sampai satu kemenangan muncul dari semua yang masuk. Semua orang kalah. Ini jenis untuk berpikir mengapa banyak orang mencoba untuk menghindari argument, khususnya tentang politik dan agama.

Pandangan-pandangan  argumen ini juga melemahkan alasan. Jika anda melihat percakapan sebagai perkelahian atau persaingan, anda bisa menang dengan menipu selama anda tidak ketahuan, anda akan dengan senang hati meyakinkan orang-orang dengan argumen yang buruk. Anda tidak keberatan mengganggu mereka. Anda bisa menyebut pandangan mereka gila, bodoh, konyol atau sesuatu yang bodoh atau anda bisa berguaru tentang betapa bodohnya mereka, bagaimana pendek mereka berpikir atau bagaimana kecil tangan mereka. Tak satupun untuk trik ini akan membantu anda mengerti mereka, posisi mereka atau masalah yang memisahkan anda, tapi mereka dapat membantu kamu menang --- dalam satu hal.

Ada cara yang lebih baik untuk menang argumen. Bayangkan bahwa anda mendukung peningkatan upah minimum di negara kita, dan saya tidak. Jika anda berteriak, “Ya,” dan Saya berteriak, “Tidak,” maka anda meliahtku sebagai egois, dan saya melihat anda tidak berpikir. Tak seorangpun dari kita belajar apapun, jadi itu tak seorangpun mengerti maupun menghargai satu sama lain, dan kita tidak mempunyai dasar untuk berkompromi atau bekerjasama. Sebaliknya, anggaplah Anda memberikan argumen yang masuk akal: bahwa pekerja penuh---waktu pekerja seharusnya tidak untuk hidup dalam kemiskinan. Lalu Saya melawan argumen lain yang masuk akal: bahwa upah minimum yang lebih tinggi akan memaksa bisnis untuk mempekerjakan sedikit orang untuk waktu yang lebih sedikit. Sekarang kita mengerti setiap posisi yang lainnya dan mengenal nilai bersama kita, karena kita berdua peduli tentang pekerja yang membutuhkan.

Bagaimana jika, pada akhirnya, anda meyakinkan saya bahwa kita seharusnya meningkatkan upah minimum karena ada hal-hal untuk dilakukan dengan tanpa menciptakan pengangguran atau setengah pengangguran? Siapa menang ? anda berakhir tepat dalam posisi dimana anda mulai, jadi anda tidak “memenangkan” apapun. Kecuali mungkin beberpa kesenangan sekilas mengalahkan saya. Dalam prespektif yang lain, saya peroleh banyak hal: keyakinan yang lebih akurat, bukti yang lebih kuat, dan pemahaman masalah yang mendalam, untuk anda dan untuk diriku. Jika saya inginkan kebenaran, alasan, dan pemahaman untuk masalah tersebut, maka saya memperoleh apa yang saya ingin. Dengan cara itu, saya menang. Daripada membenci anda karena telah memukuli saya, saya seharusnya berterimakasih kepada anda karena telah membantuku.  Itu reaksi positif melemahkan pandangan umum untuk argumen sebagai perturangn atau persaingan, sekaligus meningkatkan hubungan pribadi kita.    

Tentu saja, banyak diskusi yang tidak berhasil. Kita tidak belajar dari teman bicara jika kita tidak mendengarkan mereka dengan sabar atau tidak mempercayai mereka untuk mengepresikan nilai-nilai nyata mereka. Percakapan yang membangun menjadi tidak mungkin---atau pada akhir lebih banyak kesulitan---jika tak ada pihak yang  memberikan argumen  apapun atau alasan untuk posisi mereka. kecenderungan  yang salah untuk menghindari pertengkaran, seperti yang dilakukan Carnegie, hasilnya dari kesalahpahaman argumen poin utama, yang mana adalah untuk mengapresiasi satu sama lain dan bekerja bersama. Pertumbuhan polarisasi politik di Amerika dan sekitar dunia dapat, sampai tingkat ini, dilacak untuk kegagalan untuk memberi, kecuali dan mengapresiasi argumen.

Diakui, banyak argumen yang buruk. Mereka berpura-pura memberikan alasan dengan tanpa benar-benar menyajikan apapun yang pantas untuk nama itu. Ketika seseorang berargumen simpel, “anda pasti salah karena anda adalah bodoh (liberal atau konservativ),” mereka tidak memberikan alasan apapun untuk kesimpulan mereka. Namun, kita perlu berhati-hati tidak untuk menuduh kesalahan lawan terlalu cepat. Tidak ada yang bermanfaat jika saya   salah dalam menggambarkan posisi anda dan lalu menyerang sangat kejam, atau jika saya menyela anda karena itu anda tidak menyelesaikan pemikiran anda. Kita perlu untuk bekajar  bagaimana untuk mengeja argumen secara cerdik dan dengan murah hati dan tulus langkah demi langkah dari premis ke kesimpulan. Maka kita butuh belajar bagaimana untuk mengevaluasi mereka sewajarnya---bagaimana untuk menceritakan argumen baik dari buruk. sebagian besar dari evaluasi adalah menyebut argume buruk, tapi kita juga butuh untuk menerima argumen baik oleh lawan dan untuk menerapkan standar kritik yang sama untuk diri kita. (Mengapa saya percaya tempat saya? Apakah argumen saya valid atau kuat? Apakah argumen saya mengajukan pertanyaan? Apa keberatan terkuat untuk pandangan saya?) dan ketika seseorang menceritakan bagaimana buruk argumen anda, itu tdak akan membantu untuk bersikap defensif.  Kerendahan hati dperlukan anda untuk mengenal kebijaksanaan dalam argumen anda dan kadang-kadang juga untuk menerima alasan-alasan dalam pihak lawan. Kamu mungkin masih memegang dalam keyakinanmu, tapi anda akan dipelajari berhadapan dengan masalah itu, tentang lawan anda dan tentang diri anda.

Semua ini tidak akan mudah, tapi anda dapat memulai bahkan jika yang lainnya tetap keras kepala Lain kali anda menyatakan posisi anda, rumuskan sebuah argumen untuk apa anda mengklaim dan kejujuran meminta diri anda apakah argumen anda adalah apapun baik. Lainkali anda berbicara dengan seseorang yang mengambil sikap, minta mereka untuk berikan anda alasan untuk pandangan mereka. eja argumen mereka sepenuhnya dan dengan murah hati. menilai kekuatan adalah keseimbangan. Naikan keberatan dan dengarkan hati-hati untuk jawaban mereka. methode ini akan membutuhkan usaha, tapi latihan akan membuat anda lebih baik dalam hal itu.  

Cara-cara ini dapat membantu anda menang setiap argumen---bukan dalam arti untuk mengalahkan lawan anda tapi merasa lebih baik untuk memperlajari tentang masalah yang memecah belah orang, mempelajari mengapa mereka tidak setuju dengan kita dan mempelajari untuk bicara dan kerja bersama dengan mereka. jika kita mengatur ulang diri kita untuk argumen---dari pertarungan verbal atau pertarungan tenis untuk mengubah alasan melalui yang mana kita semua saling memperoleh kehormatan dan memahami---maka kita mengubah sifat dasar untuk apa maksud untuk “memenangkan” argumen.



RAFTING DI SUNGAI ELO MAGELANG

Agar perjalanan liburan bersama keluarga di kawasan wisata Borobudur, Kabupaten Magelang, menjadi lebih lengkap, tak dapat dilewatkan pengal...